Tuesday, December 05, 2006

berkunjung ke rumah budhe (2)

budhe Maryani keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan tumpah. Lebih dari separuh payudara montoknya tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersembunyi. Dan bawahnya seluruh pahanya tampak.! Handuk sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja. Bulu-bulu lebat ketiaknya terpampang jelas ketika budhe Maryani menyibakkan rambutnya lalu menguncirnya. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah, dengan membelakangiku budhe Maryani membungkuk mengambil sesuatu di dalam ember. Seluruh pantat budhe Maryaniya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya dari belakang, terlihat bahwa bulu-bulu vagina budhe Maryani lebat !

dikeloni budhe (2)

anak laki-laki itu menyusukkan kepalanya disela-sela ketiak budhe Maryani yang berbulu lebat, ia sangat merindukan kejadian seperti ini dimana ia merasa terlindungi.
anak laki-laki itu sangat suka sekali bau ketiak budhe Maryani yang sedang berkeringat, lalu anak laki-laki itu menjilati keringat yang membasahi bulu-bulu lebat ketiak budhe Maryani.
anak laki-laki itu mengendus dalam dan menikmati bau khas yang sangat disukainya, baginya bau ketiak budhe Maryani sungguh menyenangkan.
budhe Maryani cekikikan kegelian karena jilatan lidah anak laki-laki itu, dipandanginya lidah anak laki-laki itu membelai ketiaknya dan menjilati keringatnya dengan lahap.
budhe Maryani geli sekali melihat bagaimana anak laki-laki itu menghisap-hisap bulu ketiaknya yang lebat, seperti dikeramas saja, pikirnya.
"budhe, bulu ketiakmu gondrong sekali, tapi aku suka tidur disini.. di ketiakmu yang banyak bulunya" kata anak laki-laki itu.
"iyhaa cah bagus, kamu boleh tidur disini" kata budhe Maryani.
"budhe, tetekmu juga besar sekali. kenapa bisa besar begini budhe" kata anak laki-laki itu lagi.
"ini dulu salah urus sayang, sebenarnya tetek budhe dulu tidak sebesar ini, tapi ada gara-gara digosok dengan minyak bulus jadi gede kayak gini" jawab budhe Maryani sekenanya.
"pasti tetek budhe banyak air susunya yha, aku pingin diteteki juga budhe" kata anak laki-laki itu.
"aah kamu ini, kamu masih kecil cah bagus. sudah malam, tidur dulu yha" kata budhe Maryani sambil menarik kepala anak laki-laki itu ke dekapan ketiaknya yang berbulu lebat.
"inggih budhe" jawab anak laki-laki itu mengangguk lalu menyurukkan wajahnya ke ketiak budhe Maryani lagi.
dulu, anak laki-laki itu masih berusia 11 tahun.

berkunjung ke rumah budhe (1)

sore itu kami ngobrol berdua, bercerita ngalor-ngidul.
dan masih seperti dulu, budhe Maryani memakai daster u can see'nya yang seakan mencetak tubuhnya yang masih bahenol. pada bagian dadanya tampak menonjol ketat seakan tak kuat menampung payudaranya yang montok hendak tumpah.sambil sesekali budhe Maryani menyibakkan rambutnya yang tergerai sebahu hingga bulu-bulu ketiaknya yang tampak lebat dan subur kelihatan dengan jelas. seketika jumputan bulu-bulu ketiak terpamerkan lama di depan mata ketiak budhe Maryani menyibakkan rambutnya ke belakang dan menguncitnya.
aahh... budhe Maryani, usiamu sudah setengah abad, tapi tubuhmu tetap montok merangsang menggoda

Aku jatuh cinta kepada budheku.

Aku jatuh cinta kepada budheku.
Aku jatuh cinta pada semua bagian tubuh budheku.
Aku jatuh cinta pada kerling matanya yang nakal, pada tubuhnya yang bahenol, pada buah dadanya yang montok, pada rambut ketiaknya yang lebat, pada jembut toroknya yang berserabutan, pada apapun yang ada pada dirinya.
Aku tak tahu sejak kapan aku merasakan rasa gila ini.
Aku benar-benar tergila-gila padanya.
Aku tak menyangka apa pun yang dilakukan budheku ternyata menarik hatiku.
Menyusu padanya, menggigit dagingnya, meminum kencingnya, menjilati keringat di ketiaknya yang berbulu lebat.